Sabtu, 06 September 2014

Survei, Quick Count & Exit Poll dalam Pemilu

Dalam Konteks Marketing Politik
oleh: Dra. Sarah Santi, Msi
Dra. Sarah Santi

 
Pemilihan umum merupakan suatu momen yang di tunggu oleh masyarakat Indonesia terutama pada Pemilihan umum 2014. Para calon-calon dalam politik tidak berhenti berlomba-lomba mengumpulkan simpati dan suara masyarakat mealui kampanye-kampanye yang dilakukan. Seluruh masyarakat pun juga ingin ikut berpartisipasi dalam momen bersejarah tersebut. Pada pembahasan kuliah Kapita Selekta oleh dosen tamu Ibu Dra. Sarah Santi, Msi di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, terdapat beberapa pertanyaan yang menghasilkan berbagai pembahasan menarik.
Mengapa hanya terdapat 2 calon presiden saja pada tahun 2014? Dua calon presiden dipilih berdasarkan survey di dalam partai-partai yang bersangkutan. Calon wakil presiden pun dipilih karena dinilai dapat lebih mendongkrak suara rakyat. Hasil survey digunakan untuk memahami perilaku voters dan mengambil keputusan partai.  Sama hal nya dengan seseorang yang ingin masuk kedalam partai politik yaitu menggunakan survey. Dalam hal tersebut, survey dapat terjadi secara dua arah yaitu partai yang membuat survey untuk calon anggotanya atau calon anggota yang membuat survey untuk kemudian diberikan kepada partai pilihannya.

Terdapat lima macam pasar dalam kampanye politik yaitu media merupakan pilihan berdasarkan media-media tertentu. Kedua yaitu partai organisasi dimana dalam berkampanye, seseorang harus didukung sebuah organisasi partai. Ketiga,  kontributor yaitu pihak donator yang biasanya merupakan seorang pengusaha yang membiayai kampanye politik. Keempat adalah voters yang kelak akan memilih dan menentukan. Dan yang terakhir adalah pihak yang bergelut pada isu-isu tertentu seperti feminism dan aktivitas konstitusi.
Mengapa diperlukan sebuah survey dalam politik? Survey digunakan untuk mengetahui opini publik agar kandidat tau persepsi tentang dirinya dimata publik. Sebagai tolak ukur aspirasi masyarakat, survey biasanya dilakukan setiap bulannya agar masyarakat yang pada awalnya tidak tahu menjadi tahu mengenai kandidat tersebut dan akhirnya bias ikut partisipasi untuk memilih. Hal tersebut biasanya dilakukan melalui media elektronik seperti media televise atau bahkan melalui media sosial. Survey biasanya dilakukan melalui tatap muka dengan responden. Dalam satu kabupaten atau kota diambil 400 responden, dalam satu provinsi diambil 800 responden, dan untuk nasional yaitu 32 provinsi diambil sebanyak 1200 responden. Responden biasanya sudah dipilih secara acak dan bahkan sampai kedaerah pelosok-pelosok desa. Lembaga survey mendapatkan modal untuk membiayai semua proses survey mereka seperti dari klien (calon / partai / pengusaha), dari universitas, atau dari sebuah kerjasama.

http://www.indopos.co.id/wp-content
/uploads/2014/07/quick-count.jpg

Quick count adalah sebuah proses perhitungan secara cepat hasil dari sebuah pemilihan umum di tempat pemilihan umum dengan menggunakan teknik sampling atau teknologi komunikasi. Quick count dilakukan karena berguna untuk memanipulasi adanya kecurangan-kecurangan dalam proses pemilihan di tempat pemilihan umum. Selain itu, quick count juga berguna untuk sebuah negara yang memiliki geografis luar biasa yang luas dan beragam atau Negara berkembang.





http://www.pshyco.net/wp-content/uploads
/2014/05/2014-loksabha-election-exit-poll.jpg
Exit Polls merupakan proses polling dari pemilihan umum yang dilakukan dengan cara mewawancara para pemilih saat keluar dari bilik tempat pemilihan umum. Adapun kelemahan dari exit polls yaitu pihak pewawancara tidak tahu dengan benar apakah orang yang di wawancarai benar-benar berbicara jujur mengenai pilihannya saat di dalam bilik tempat pemilihan umum. Exit polls juga memiliki kelebihan dan kegunaan yaitu exit polls sangat berguna untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat mengenai momen politik atau pemilihan umum saat keluar dari bilik suara tempat pemilihan umum.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar