Minggu, 14 Desember 2014

MEDIA MASSA DAN MEDIA BARU

EVOLUSI MEDIA MASSA

Pada perkuliahan kapita selekta yang berlangsung pada  tanggal 2 Dsember 2014, Bapak Irwan Julianto selaku pemicara yang  memiliki latar belakang sebagai wartawan kompas yang telah mengabdikan dirinya selama 32 tahun ini,  menyampaikan sebuah topik pembahasan yang menarik, yaitu tentang media massa dan media baru. Pada awal perkuliahan beliau menunjukan dua buah foto, yaitu foto johannes gutenberg dan mark zuckerberg. Dan munculah sebuah pertanyaan apakah persamaan dan perbedaan dari kedua orang tersebut?

Johannes Gutenburg
Mark Zuckerburg

Kesamaannya adalah keduanya merupakan orang yang berjasa dalam penemuan media massa, dimana gutenburg adalah orang yang berjasa dalam menemukan mesin cetak yang menggubah peradaban pada zamannya dan zuckerburg adalah tokoh yang menemukan salah satu media baru, yaitu facebook yang mengubah sarana komunikasi di jaman modern ini.  Dari Gutenburg ke zugerburg menunjukkan adanya sebuah evolusi media, dari media tradisonal menuju media baru.

Seperti yang kita ketahui media massa memiliki 4 fungsi, yaitu informasi, edukasi, hiburan, dan membentuk opini publik
atau kontrol sosial sehingga juga disebut sebagai “the fourth estate” atau pilar demokrasi ke empat. Saat ini media massa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu media konvensional seperti buku, koran / majalah, radio, televisi, dan film serta yang kedua adalah media baru yaitu media yang berbasis internet.
Dengan adanya media baru, maka media konvensionalpun mengalami tantangan yang besar, seperti pembaca koran seperti kompas makin tua, sirkulasi yang stagnan, persaingan media cetak dengan televisi dan online, kelas menengah yang mulai beralih dari media cetak ke media digital (online), perubahan gaya hidup generasi muda, membanjirnya informasi, 3 M (Multi-platforms, Multi-channels, Multi-media)


ERA MEDIA BARU DAN MEDIA SOSIAL
Era ini ditandai dengan perkembangan internet dan teknologi digital yang merupakan lompatan dari revolusi. Masyarakat informasipun menjadi masyarakat dengan kultur digital. Kekuasaan dan pengaruh media massa yang tadinya terletak di tangan media, kini berada di tangan massa atau khalayak. Informasi yang tadinya bersifat ”One to many” berubah menjadi ”many to many”.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, samakah media baru dan media sosial?
Jawaban dari pertanayaan tersebut adalah Salah satu wujud media baru adalah media sosial, yaitu media yang isinya diciptakan dan didistribusikan lewat interaksi sosial sehingga pada intinya tidak dapat dikatakan berbeda atau sama namun kebenarannya adalah media sosial merupakan bagian dari media baru sehingga keduanya saling terkait. (Straubhaar et al., 2012).
            Bagaimanakah penggunaan media sosial di Indonesia?


}  Saat ini masyarakat Indonesia termasuk salah satu pengguna media sosial yang tertinggi di dunia:
}  Hingga tahun 2012 (Nugroho dan Syarief, 2012):
      Pengguna Twitter   > 19,5 juta akun
      FaceBook:  42,5 juta

      Blog:  5,3 juta

Media sosial ruang publik baru?
Apakah benar media sosial merupakan sebuah ruang publik baru, hal ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
}  Utopian: Media sosial dibayangkan oleh mereka yang optimis, sebagai ruang publik baru yang basis egalitariannya ada. Lewat interaktivitas dan partisipasi banyak pihak di dalamnya, diharapkan media sosial menjadi ruang publik yang terbuka dan berfungsi memerdekakan ruang dari sekat2 dan penindasan ideologis oleh satu pihak ke pihak yang lain.
}  Dystopian: Media sosial gagal menjadi ruang publik baru yang diidealkan Habermas karena di dalamnya memuat kepentingan-kepentingan yang meniadakan kepentingan lawan.


akun palsu @triomacan2000
Fakta yang terjadi pada sosial media
Munculnya MANIPULATOR MEDIA, termasuk media baru/media sosial pun dimanipulasi, misalnya dengan dibuatnya akun-akun Twitter palsu dan (Ro)bot
Manipulator media dapat pula menjadi PEMBUNUH KARAKTER seseorang atau suatu lembaga
-          Maraknya akun twitter palsu
-          Muncul berbagai blog tanpa nama atau warga pseudonim
-          Akun facebook palsu
      
     Ketiga media ini seringkali dijadiakan untuk menjelek-jelekan lawan atau pihak tertentu, sehingga sebagai masyarakat yang cerdas dan berbudaya sudah seharusnya kita menyaring setiap informasi yang masuk. Kita harus menjadi gate keeper bagi diri kita sendiri terhadap setiap pemberitaan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar